Kamis, 30 Mei 2013
Senin, 20 Mei 2013
HUBUNGAN INFEKSI PARASIT DENGAN KESEJAHTERAAN MANUSIA
PENDAHULUAN
Parasitologi
adalah suatu ilmu cabang Biologi yang mempelajari tentang semua organisme
parasit. Tetapi dengan adanya kemajuan ilmu, parasitologi kini terbatas
mempelajari organisme parasit yang tergolong hewan parasit, meliputi: protozoa,
helminthes, arthropoda dan insekta parasit, baik yang zoonosis ataupun
anthroponosis. Cakupan parasitologi meliputi taksonomi, morfologi, siklus hidup
masing-masing parasit, serta patologi dan epidemiologi penyakit yang
ditimbulkannya. Organisme parasit adalah organisme yang hidupnya bersifat
parasitis yaitu hidup yang selalu merugikan organisme yang ditempatinya
(hospes). Predator adalah organisme yang hidupnya juga bersifat merugikan
organisme lain (yang dimangsa). Bedanya, kalau predator ukuran tubuhnya jauh
lebih besar dari yang dimangsa, bersifat membunuh dan memakan sebagian besar
tubuh mangsanya. Sedangkan parasit, selain ukurannya jauh lebih kecil dari
hospesnya juga tidak menghendaki hospesnya mati, sebab kehidupan hospes sangat
essensial dibutuhkan bagi parasit yang bersangkutan.
Menyadari
akibat yang dapat ditimbulkan oleh gangguan parasit terhadap kesejahteraan
manusia, maka perlu dilakukan usaha pencegahan dan pengendalian penyakitnya.
Sehubungan dengan hal tersebut maka sangat diperlukan suatu pengetahuan tentang
kehidupan organisme parasit yang bersangkutan selengkapnya. Tujuan pengajaran
parasitologi, dalam hal ini di antaranya adalah mengajarkan tentang siklus
hidup parasit serta aspek epidemiologi penyakit yang ditimbulkannya. Dengan
mempelajari siklus hidup parasit, kita akan dapat mengetahui bilamana dan
bagaimana kita dapat terinfeksi oleh parasit, serta bagaimana kemungkinan
akibat yang dapat ditimbulkannya. Selanjutnya ditunjang oleh pengetahuan
epidemiologi penyakit, kita akan dapat menentukan cara pencegahan dan
pengendaliannya.
PEMBAHASAN
Infeksi
parasit helminth sangat berpengaruh pada kesejahteraan manusia terutama pada
kesehatan manusia. Adanya infeksi parasite sangat dipengaruhi oleh
factor-faktor yang dapat menyebabkan parasite tersebut berkembang pesat dan
akhirnya menginfeksi manusa. Adapun hal-hal yang
berpengaruh terhadap kasus zoonosis parasiter pada manusia adalah:
1. Aspek sosial budaya atau ekonomi; di antaranya adalah jenis pekerjaan.
Sebagai pemburu juga pekerja hutan, mereka lebih terbuka kemungkinannya untuk
memperoleh zoonosis parasiter dari hewan buruan dan hewan liar di hutan sebagai
reservoirnya. Berbeda dengan pekerja pengalengan susu, daging atau ikan yang
secara langsung lebih terbuka terhadap penularan zoonosis parasiter dari jenis
toksoplasmosis, hidatidosis dan larva migran.
2. Aspek ekologi; bertambahnya populasi atau dengan adanya transmigrasi,
yang akan mengubah keadaan lingkungan. Perubahan ekologi, seperti adanya 2
ekosistem yang semula terpisah, kemudian bersatu dan dapat menjadi fokus baru
bagi berbagai penyakit zoonosis; di antaranya schistosomiasis, trypanosomiasis,
paragonimiasis dan sebagainya
3. Aspek iklim dan cuaca; sebagai contoh: negara Indonesia dengan iklim
tropis, panas, tetapi curah hujan cukup sehingga kelembabannya cukup pula. Hal
tersebut memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan berbagai jenis parasit
selagi berada di luar tubuh hospesnya. Contoh: sporulasi ookista Toxoplasma
gondii, pembentukan telur infektif berbagai cacing parasit usus, demikian pula
bagi kelangsungan hidup berbagai vektor dan hospes perantara yang sangat
dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. Faktor-faktor yang mendukung siklus hidup zoonosis
parasiter di daerah endemis, di antaranya: faktor bangsa, ethnis, agama,
populasi geografis
4. Aspek intern: sebagai contoh:
para petani yang tidak pernah memakai alas kaki pada saat bercocok tanam dapat
menyebabkan parasit helmintes masuk melalui jaringan kulit epidermidis, dan
dapat mengambil sari sari makanan dari dalam tubuh petani, itu dapat
menyebabkan kurangnya asupan gizi petani tersebut.
Dalam tubuh manusia, cacing hidup
sebagai parasit. Cacing-cacing tersebut ada yang hidup di dalam usus, dalam
kulit, dalam daging, di hati, dan lain-lain. Sebagaimana diketahui bahwa cacing
terdiri dari berbagai jenis seperti cacing pita, cacing gelang, cacing kremi,
cacing tambang, dan lain-lain. Beberapa janis dari cacing itu akan hidup secara
terus-menerus atau menetap di dalam usus manusia.
Berjangkitnya penyakit cacingan
sebenarnya tidak pandang bulu baik pada anak-anak, remaja, atau orang dewasa.
Penderita yang terjangkit penyakit cacingan, umumnya memperlihatkan gejala
sebagai berikut: mencret-mencret, timbulnya nyeri di perut saat merasa lapar,
adanya gangguan di perut, berat badan menurun, timbulnya gejala kurang darah
yang sangat berat, dan lain-lain.
Pada umumnya cacing-cacing tersebut terdapat dimana-mana,
tetapi ada beberapa jenis yang hanya terdapat di negara-negara tropis dan
sebagai jenis cacing pembawa penyakit, diantaranya :
1.
Cacing
Kremi
Cacing
kremi menyebabkan gatal-gatal pada sekitar anus. Jenis cacing kremi ini
berwarna putih seperti benang yang dapat dilihat pada feses penderita. Serangan
cacing kremi dapat menimbulkan gatal-gatal yang dapat menimbulkan iritabilitas,
garukan yang terkadang menimbulkan vaginitis (radang vagina), dan lain-lain.
Penularan cacing kremi dapat terjadi akibat pengkonsumsian sayuran atau
buah-buahan yang terkontaminasi telur atau anak cacing kremi yang baru menetas
yang terdapat pada makanan yang dikonsumsi dan berkembang biak di dalam mulut.
Selain itu dapat juga terjadi secara tidak langsung, misalnya melaui kontak
pakaian atau sprei yang digunakan.
Untuk
menghindari tertularnya cacing kremi pada anak-anak dapat dilakukan hal-hal
berikut ini :
-
Usahakan
agar anak-anak mandi setiap hari minimal 2 kali.
-
Mencuci
tangan hingga bersih menggunakan sabun terutama setelah buang air besar atau
sebelum makan.
-
Hindari
kebiasaan anak menggigit-gigit kuku.
-
Mengganti
pakaian setiap hari, terutama pakaian dalam.
-
Bila
memungkinkan, gantilah sprei setiap hari.
2.
Cacing
Tambang
Cacing tambang jika melekat pada kulit, akan mengakibatkan
gatal-gatal yang sangat terasa, yang disusul dengan timbulnya ruam gelembung
dan berkeropeng. Serangan pada tahap yang parah akan mengakibatkan muka pucat,
berat badan menurun, daya pikir otak menurun, pertumbuhan terutama pada anak
akan menjadi terganggu, pada wanita dewasa akan menyebabkan tidak terjadinya
menstruasi, timbul edema (pengumpulan cairan) pada kaki atau di badan, kurang
darah, dan lain-lain.
Agar
terhindar dari terjangkitnya penyakit cacing tambang dapat dilakukan antara
lain :
-
Membiasakan
diri pada anak maupun orang dewasa untuk selalu menggunakan alas kaki bila
berjalan di tempat kotor.
-
Menjaga
kebersihan kulit tubuh, terutama kaki dan tangan.
-
Dan
lain-lain.
3.
Cacing
Gelang
Cacing gelang dapat menyerang anak-anak maupun orang dewasa.
Orang dewasa yang terserang penyakit cacing gelang tidak menunjukkan gejala
apapun, namun pada anak-anak akan menimbulkan gejala mencret-mencret, gelisah,
gigi gemeretak, kejang-kejang, dan lain-lain.
Cacing gelang yang terdapat di dalam tubuh, terkadang ada
yang keluar bersama feses dan ada pula yang keluar melalui mulut (muntah).
Cacing gelang dapat menetas di dalam maupun di luar tubuh. Jika di luar tubuh,
telurnya akan tersebar di tanah yang basah maupun rumput. Anak-anak yang
bermain di pekarangan yang kotor akan sangat mudah dan rentan sekali untuk
terjangkit cacing gelang. Cacing-cacing ini dapat masuk melalui celah-celah
kuku atau terselip di lipatan kulit tangan. Apabila anak-anak sehabis bermain
tidak mencuci tangan dengan bersih, maka ketika makan, cacing-cacing itu akan
ikut bersama makanan masuk ke dalam perut dan berkembang di dalam tubuh menjadi
cacing dewasa.
Untuk mencegah dan menghindari serangan cacing gelang,
sebaiknya tanamkan dalam diri anak untuk selalu mencuci tangan dengan bersih
dan menggunakan sabun terutama sebelum makan atau setelah buang air besar.
4.
Cacing
Pita
Cacing pita terbagi atas berbagai jenis, akan tetapi
kesemuanya berbentuk pipih panjang dengan tubuh belang-belang dan bentuk kepala
kecil yang dilengkapi dengan alat penghisap atau kait kecil yang keduanya
dipakai untuk berpegang pada dinding usus. Jenis cacing ini mendapat makanan
dari isi usus dimana telurnya dilepas.
Penyeb aran
jenis-jenis cacing ini melalui telur-telurnya yang keluar bersamaan dengan
keluarnya feses/tinja. Kemudian termakan oleh hewan bersamaan rumut atau
makanan lainnya yang kemudian akan menetas di dalam pencernaan hewan tersebut.
Cacing-cacing muda ini kemudian akan beraksi dengan membuat lubang masuk ke
dalam bagian tubuh hewan sampai akhirnya berhasil membentuk kista dan hidup di
dalam tubuh hewan. Oleh karena itu, jika daging mentah atau daging yang cara
memasaknya kurang matang lalu dikonsumsi oleh manusia. Setelah berada di dalam
tubuh manusia, kista tersebut akan menjadi cacing pita dewasa dalam usus dan
hidup di dalam tubuh manusia dengan menyerap darah atau zat makanan yang
terdapat pada usus manusia, disamping juga menimbulkan penyakit.
Jenis cacing pita diantaranya yaitu cacing pita daging,
cacing pita ikan, dan cacing pita babi. Untuk mencegah dan terhindar dari
serangan jenis ketiga cacing pita tersebut, hendaknya memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
-
Hindari
pengkonsumsian daging ataupun ikan yang kualitasnya tidak baik.
-
Mengolah
daging atau ikan yang akan dikonsumsi sebaiknya benar-benar matang.
-
Hindari
pengkonsumsian daging babi.
PENUTUP
Menurut
pembahasan diatas, jadi kesimpulannya parasite helmintes sangat berpengaruh sekali
terhadap kesejahteraan masyarakat,
karena bukan hanya menyebabkan terhambatnya gizi yang akan di serap tetapi
dapat menyebababkan serangkaian penyakit yang tentu akan turut berpengaruh
terhadap kesejahteraan manusia.
Langganan:
Postingan (Atom)