Senin, 20 Mei 2013

HUBUNGAN INFEKSI PARASIT DENGAN KESEJAHTERAAN MANUSIA

PENDAHULUAN
Parasitologi adalah suatu ilmu cabang Biologi yang mempelajari tentang semua organisme parasit. Tetapi dengan adanya kemajuan ilmu, parasitologi kini terbatas mempelajari organisme parasit yang tergolong hewan parasit, meliputi: protozoa, helminthes, arthropoda dan insekta parasit, baik yang zoonosis ataupun anthroponosis. Cakupan parasitologi meliputi taksonomi, morfologi, siklus hidup masing-masing parasit, serta patologi dan epidemiologi penyakit yang ditimbulkannya. Organisme parasit adalah organisme yang hidupnya bersifat parasitis yaitu hidup yang selalu merugikan organisme yang ditempatinya (hospes). Predator adalah organisme yang hidupnya juga bersifat merugikan organisme lain (yang dimangsa). Bedanya, kalau predator ukuran tubuhnya jauh lebih besar dari yang dimangsa, bersifat membunuh dan memakan sebagian besar tubuh mangsanya. Sedangkan parasit, selain ukurannya jauh lebih kecil dari hospesnya juga tidak menghendaki hospesnya mati, sebab kehidupan hospes sangat essensial dibutuhkan bagi parasit yang bersangkutan.
Menyadari akibat yang dapat ditimbulkan oleh gangguan parasit terhadap kesejahteraan manusia, maka perlu dilakukan usaha pencegahan dan pengendalian penyakitnya. Sehubungan dengan hal tersebut maka sangat diperlukan suatu pengetahuan tentang kehidupan organisme parasit yang bersangkutan selengkapnya. Tujuan pengajaran parasitologi, dalam hal ini di antaranya adalah mengajarkan tentang siklus hidup parasit serta aspek epidemiologi penyakit yang ditimbulkannya. Dengan mempelajari siklus hidup parasit, kita akan dapat mengetahui bilamana dan bagaimana kita dapat terinfeksi oleh parasit, serta bagaimana kemungkinan akibat yang dapat ditimbulkannya. Selanjutnya ditunjang oleh pengetahuan epidemiologi penyakit, kita akan dapat menentukan cara pencegahan dan pengendaliannya.





PEMBAHASAN

Infeksi parasit helminth sangat berpengaruh pada kesejahteraan manusia terutama pada kesehatan manusia. Adanya infeksi parasite sangat dipengaruhi oleh factor-faktor yang dapat menyebabkan parasite tersebut berkembang pesat dan akhirnya menginfeksi manusa. Adapun hal-hal yang berpengaruh terhadap kasus zoonosis parasiter pada manusia adalah:
1. Aspek sosial budaya atau ekonomi; di antaranya adalah jenis pekerjaan. Sebagai pemburu juga pekerja hutan, mereka lebih terbuka kemungkinannya untuk memperoleh zoonosis parasiter dari hewan buruan dan hewan liar di hutan sebagai reservoirnya. Berbeda dengan pekerja pengalengan susu, daging atau ikan yang secara langsung lebih terbuka terhadap penularan zoonosis parasiter dari jenis toksoplasmosis, hidatidosis dan larva migran.
2. Aspek ekologi; bertambahnya populasi atau dengan adanya transmigrasi, yang akan mengubah keadaan lingkungan. Perubahan ekologi, seperti adanya 2 ekosistem yang semula terpisah, kemudian bersatu dan dapat menjadi fokus baru bagi berbagai penyakit zoonosis; di antaranya schistosomiasis, trypanosomiasis, paragonimiasis dan sebagainya
3. Aspek iklim dan cuaca; sebagai contoh: negara Indonesia dengan iklim tropis, panas, tetapi curah hujan cukup sehingga kelembabannya cukup pula. Hal tersebut memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan berbagai jenis parasit selagi berada di luar tubuh hospesnya. Contoh: sporulasi ookista Toxoplasma gondii, pembentukan telur infektif berbagai cacing parasit usus, demikian pula bagi kelangsungan hidup berbagai vektor dan hospes perantara yang sangat dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. Faktor-faktor yang mendukung siklus hidup zoonosis parasiter di daerah endemis, di antaranya: faktor bangsa, ethnis, agama, populasi geografis
4. Aspek  intern: sebagai contoh: para petani yang tidak pernah memakai alas kaki pada saat bercocok tanam dapat menyebabkan parasit helmintes masuk melalui jaringan kulit epidermidis, dan dapat mengambil sari sari makanan dari dalam tubuh petani, itu dapat menyebabkan kurangnya asupan gizi petani tersebut. 
Dalam tubuh manusia, cacing hidup sebagai parasit. Cacing-cacing tersebut ada yang hidup di dalam usus, dalam kulit, dalam daging, di hati, dan lain-lain. Sebagaimana diketahui bahwa cacing terdiri dari berbagai jenis seperti cacing pita, cacing gelang, cacing kremi, cacing tambang, dan lain-lain. Beberapa janis dari cacing itu akan hidup secara terus-menerus atau menetap di dalam usus manusia.
Berjangkitnya penyakit cacingan sebenarnya tidak pandang bulu baik pada anak-anak, remaja, atau orang dewasa. Penderita yang terjangkit penyakit cacingan, umumnya memperlihatkan gejala sebagai berikut: mencret-mencret, timbulnya nyeri di perut saat merasa lapar, adanya gangguan di perut, berat badan menurun, timbulnya gejala kurang darah yang sangat berat, dan lain-lain.
Pada umumnya cacing-cacing tersebut terdapat dimana-mana, tetapi ada beberapa jenis yang hanya terdapat di negara-negara tropis dan sebagai jenis cacing pembawa penyakit, diantaranya :

1.      Cacing Kremi
Cacing kremi menyebabkan gatal-gatal pada sekitar anus. Jenis cacing kremi ini berwarna putih seperti benang yang dapat dilihat pada feses penderita. Serangan cacing kremi dapat menimbulkan gatal-gatal yang dapat menimbulkan iritabilitas, garukan yang terkadang menimbulkan vaginitis (radang vagina), dan lain-lain. Penularan cacing kremi dapat terjadi akibat pengkonsumsian sayuran atau buah-buahan yang terkontaminasi telur atau anak cacing kremi yang baru menetas yang terdapat pada makanan yang dikonsumsi dan berkembang biak di dalam mulut. Selain itu dapat juga terjadi secara tidak langsung, misalnya melaui kontak pakaian atau sprei yang digunakan.
Untuk menghindari tertularnya cacing kremi pada anak-anak dapat dilakukan hal-hal berikut ini :
-          Usahakan agar anak-anak mandi setiap hari minimal 2 kali.
-          Mencuci tangan hingga bersih menggunakan sabun terutama setelah buang air besar atau sebelum makan.
-          Hindari kebiasaan anak menggigit-gigit kuku.
-          Mengganti pakaian setiap hari, terutama pakaian dalam.
-          Bila memungkinkan, gantilah sprei setiap hari.

2.      Cacing Tambang
Cacing tambang jika melekat pada kulit, akan mengakibatkan gatal-gatal yang sangat terasa, yang disusul dengan timbulnya ruam gelembung dan berkeropeng. Serangan pada tahap yang parah akan mengakibatkan muka pucat, berat badan menurun, daya pikir otak menurun, pertumbuhan terutama pada anak akan menjadi terganggu, pada wanita dewasa akan menyebabkan tidak terjadinya menstruasi, timbul edema (pengumpulan cairan) pada kaki atau di badan, kurang darah, dan lain-lain.
Agar terhindar dari terjangkitnya penyakit cacing tambang dapat dilakukan antara lain :
-          Membiasakan diri pada anak maupun orang dewasa untuk selalu menggunakan alas kaki bila berjalan di tempat kotor.
-          Menjaga kebersihan kulit tubuh, terutama kaki dan tangan.
-          Dan lain-lain.

3.      Cacing Gelang
Cacing gelang dapat menyerang anak-anak maupun orang dewasa. Orang dewasa yang terserang penyakit cacing gelang tidak menunjukkan gejala apapun, namun pada anak-anak akan menimbulkan gejala mencret-mencret, gelisah, gigi gemeretak, kejang-kejang, dan lain-lain.
Cacing gelang yang terdapat di dalam tubuh, terkadang ada yang keluar bersama feses dan ada pula yang keluar melalui mulut (muntah). Cacing gelang dapat menetas di dalam maupun di luar tubuh. Jika di luar tubuh, telurnya akan tersebar di tanah yang basah maupun rumput. Anak-anak yang bermain di pekarangan yang kotor akan sangat mudah dan rentan sekali untuk terjangkit cacing gelang. Cacing-cacing ini dapat masuk melalui celah-celah kuku atau terselip di lipatan kulit tangan. Apabila anak-anak sehabis bermain tidak mencuci tangan dengan bersih, maka ketika makan, cacing-cacing itu akan ikut bersama makanan masuk ke dalam perut dan berkembang di dalam tubuh menjadi cacing dewasa.
Untuk mencegah dan menghindari serangan cacing gelang, sebaiknya tanamkan dalam diri anak untuk selalu mencuci tangan dengan bersih dan menggunakan sabun terutama sebelum makan atau setelah buang air besar.

4.      Cacing Pita
Cacing pita terbagi atas berbagai jenis, akan tetapi kesemuanya berbentuk pipih panjang dengan tubuh belang-belang dan bentuk kepala kecil yang dilengkapi dengan alat penghisap atau kait kecil yang keduanya dipakai untuk berpegang pada dinding usus. Jenis cacing ini mendapat makanan dari isi usus dimana telurnya dilepas.

Penyeb            aran jenis-jenis cacing ini melalui telur-telurnya yang keluar bersamaan dengan keluarnya feses/tinja. Kemudian termakan oleh hewan bersamaan rumut atau makanan lainnya yang kemudian akan menetas di dalam pencernaan hewan tersebut. Cacing-cacing muda ini kemudian akan beraksi dengan membuat lubang masuk ke dalam bagian tubuh hewan sampai akhirnya berhasil membentuk kista dan hidup di dalam tubuh hewan. Oleh karena itu, jika daging mentah atau daging yang cara memasaknya kurang matang lalu dikonsumsi oleh manusia. Setelah berada di dalam tubuh manusia, kista tersebut akan menjadi cacing pita dewasa dalam usus dan hidup di dalam tubuh manusia dengan menyerap darah atau zat makanan yang terdapat pada usus manusia, disamping juga menimbulkan penyakit.
Jenis cacing pita diantaranya yaitu cacing pita daging, cacing pita ikan, dan cacing pita babi. Untuk mencegah dan terhindar dari serangan jenis ketiga cacing pita tersebut, hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
-          Hindari pengkonsumsian daging ataupun ikan yang kualitasnya tidak baik.
-          Mengolah daging atau ikan yang akan dikonsumsi sebaiknya benar-benar matang.
-          Hindari pengkonsumsian daging babi.
























PENUTUP



Menurut pembahasan diatas, jadi kesimpulannya parasite helmintes sangat berpengaruh sekali terhadap kesejahteraan  masyarakat, karena bukan hanya menyebabkan terhambatnya gizi yang akan di serap tetapi dapat menyebababkan serangkaian penyakit yang tentu akan turut berpengaruh terhadap kesejahteraan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar